BPTP Yogyakarta melaksanakan program peningkatan kesejahteraan
masyarakat dengan memperkenalkan teknologi baru budidaya tanaman bunga
krisan. Teknologi baru ini mulai dikembangkan pada tahun 2011 di Desa
Sidoharjo dan Desa Gerbosari Kabupaten Kulonprogo.
Secara topografi wilayah Kulonprogo merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 400 hingga 900 meter di atas permukaan air laut. Oleh karena itu Budidaya bunga krisan cocok dikembangkan di wilayah tersebut. Di samping itu, budidaya bunga krisan memiliki prospek menjanjikan karena permintaan bunga potong di pasaran semakin meningkat.
Kegiatan model pengembangan pertanian perdesaan melalui inovasi yang dikembangkan BPTP Yogyakarta ini menekankan pada agribisnis hortikultura berbasis bunga potong krisan di lahan kering perbukitan Menoreh Kabupaten Kulonprogo. Budidaya krisan dilakukan melalui kelompok tani di Desa Gerbosari dan Sidoharjo dengan membuat kubung atau naungan. Pada tahun 2011 dibuat 2 kubung dengan luas 100 meter persegi kemudian tahun 2012 dikembangkan menjadi 4 kubung dengan luas 60 meter persegi dengan total kapasitas 15 ribu tanaman.
Kubung bunga potong krisan dibuat dari kerangka bambu dengan atap plastik UV dan dinding kasa. Kerangka dari bambu murah dan mudah didapatkan serta lebih ramah lingkungan. Sementara plastik UV berfungsi sebagai penahan sinar matahari langsung dan limpahan air hujan tetapi tidak mengganggu proses fotosintesa. Sedangkan dinding kasa atau insect screen mencegah masuknya serangga pembawa hama penyakit tanaman.
Empat kubung di desa gerbosari mampu menampung bibit krisan sebanyak 4000 batang per kubung. Sedangkan 2 kubung di desa Sidoharjo mampu menampung 6000 batang per kubung. Sementara itu permintaan bunga krisan dari konsumen sudah banyak berdatangan. Meski belum setahun dikembangkan di desa tersebut namun hasil budidaya krisan sudah mampu mengurangi angka pengangguran di Desa Gerbosari dan Sidoharjo. Untuk pemasaran bunga krisan petani bekerjasama dengan Astabunda yakni asosiasi petani bunga dan daun potong Yogyakarta.
Ada enam jenis bunga krisan yang dikembangkan di Kecamatan Samigaluh di antaranya adalah jenis kusuma patria, puspa nusantara, mustika kania, sakuntala, regent dan monalisa. Selain ditanam di dalam kubung bunga krisan juga bisa ditanam dalam pot atau polibag.Panen perdana bunga krisan dilakukan pada bulan september 2012. Keunggulan bunga krisan memiliki masa tanam yang singkat dan harganya stabill. Sehingga dapat dipastikan menjadi salah satu tanaman hias yang mempunyai prospek cerah untuk dibudidayakan.
Budidaya bunga potong krisan yang dikembangkan oleh BPTP Yogyakarta bekerjasama dengan pemerintah serta masyarakar desa Sidoharjo dan Gerbosari ini memberikan dampak positif bagi masyarakat. Selain pendampingan dan pemanfaatan teknologi pertanian, dana yang dikucurkan juga mampu mendorong semangat petani untuk terus berkarya.
Dalam Program pengembangan pertanian perdesaan melalui inovasi berbasis krisan ini dikembangkan pula pelatihan pasca panen krisan dalam bentuk teh krisan, keripik krisan dan permen krisan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.
by:portal berita
Secara topografi wilayah Kulonprogo merupakan daerah perbukitan dengan ketinggian 400 hingga 900 meter di atas permukaan air laut. Oleh karena itu Budidaya bunga krisan cocok dikembangkan di wilayah tersebut. Di samping itu, budidaya bunga krisan memiliki prospek menjanjikan karena permintaan bunga potong di pasaran semakin meningkat.
Kegiatan model pengembangan pertanian perdesaan melalui inovasi yang dikembangkan BPTP Yogyakarta ini menekankan pada agribisnis hortikultura berbasis bunga potong krisan di lahan kering perbukitan Menoreh Kabupaten Kulonprogo. Budidaya krisan dilakukan melalui kelompok tani di Desa Gerbosari dan Sidoharjo dengan membuat kubung atau naungan. Pada tahun 2011 dibuat 2 kubung dengan luas 100 meter persegi kemudian tahun 2012 dikembangkan menjadi 4 kubung dengan luas 60 meter persegi dengan total kapasitas 15 ribu tanaman.
Kubung bunga potong krisan dibuat dari kerangka bambu dengan atap plastik UV dan dinding kasa. Kerangka dari bambu murah dan mudah didapatkan serta lebih ramah lingkungan. Sementara plastik UV berfungsi sebagai penahan sinar matahari langsung dan limpahan air hujan tetapi tidak mengganggu proses fotosintesa. Sedangkan dinding kasa atau insect screen mencegah masuknya serangga pembawa hama penyakit tanaman.
Empat kubung di desa gerbosari mampu menampung bibit krisan sebanyak 4000 batang per kubung. Sedangkan 2 kubung di desa Sidoharjo mampu menampung 6000 batang per kubung. Sementara itu permintaan bunga krisan dari konsumen sudah banyak berdatangan. Meski belum setahun dikembangkan di desa tersebut namun hasil budidaya krisan sudah mampu mengurangi angka pengangguran di Desa Gerbosari dan Sidoharjo. Untuk pemasaran bunga krisan petani bekerjasama dengan Astabunda yakni asosiasi petani bunga dan daun potong Yogyakarta.
Ada enam jenis bunga krisan yang dikembangkan di Kecamatan Samigaluh di antaranya adalah jenis kusuma patria, puspa nusantara, mustika kania, sakuntala, regent dan monalisa. Selain ditanam di dalam kubung bunga krisan juga bisa ditanam dalam pot atau polibag.Panen perdana bunga krisan dilakukan pada bulan september 2012. Keunggulan bunga krisan memiliki masa tanam yang singkat dan harganya stabill. Sehingga dapat dipastikan menjadi salah satu tanaman hias yang mempunyai prospek cerah untuk dibudidayakan.
Budidaya bunga potong krisan yang dikembangkan oleh BPTP Yogyakarta bekerjasama dengan pemerintah serta masyarakar desa Sidoharjo dan Gerbosari ini memberikan dampak positif bagi masyarakat. Selain pendampingan dan pemanfaatan teknologi pertanian, dana yang dikucurkan juga mampu mendorong semangat petani untuk terus berkarya.
Dalam Program pengembangan pertanian perdesaan melalui inovasi berbasis krisan ini dikembangkan pula pelatihan pasca panen krisan dalam bentuk teh krisan, keripik krisan dan permen krisan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan.
by:portal berita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar